Sarkub ~ Ada Peserta ‘Siluman’ di Sidang Pemilihan Ketum PBNU
Pemungutan suara bakal calon Ketua Umum PBNU sedang dilakukan di Alun-alun Jombang dini hari ini (05/08). Namun dari pantauan Pusat Informasi Muktamar di Pesantren Tebuireng, pemungutan suara tersebut mengandung kejanggalan. Beberapa Pengurus Cabang dan Wilayah yang dipanggil ditemukan berada di Pesantren Tebuireng dan tidak mengikuti jalannya kegiatan tersebut.
Petugas Sektretariat, Hafidz Abi Dzar menuturkan bahwa sejak dimulainya pemungutan suara para peserta yang tidak berangkat ke lokasi berkumpul di pusat informasi sambil menyaksikan siaran langsung melalui televisi. Salah satu peserta menyatakan bahwa yang dipanggil ada yang sedang tidur di kamar.
“Ini kami temukan satu kardus ID peserta yang orangnya ada disini tapi dipanggil di lokasi sidang, terus yang dipanggil siapa?”, kata Hafidz. Ia juga menambahkan bahwa ada hal yang janggal dengan proses pemungutan suara.
Peserta yang tidak mengikuti kegiatan di alun-alun adalah peserta yang sepakat menolak hasil keputusan muktamar yang dinilai sarat cacat hukum. “Bagaimana ada wakilnya, wong orang-orangnya ada disini kok”, kata salah satu peserta yang sembari tadi mengamati ID peserta yang dijejar di meja pusat Informasi.
Seorang Panitia Lokal Pesantren Tebuireng yang tidak mau disebut namanya, sedang bertugas menjadi pengamat di Sidang Pleno Pemilihan Ketum Tanfidziyah PBNU, menemukan kejanggalan dalam pelaksananan kegiatan tersebut.
Data peserta sudah disiapkan print out oleh panitia daerah, sehingga yang hadir tinggal mencontreng. Ia juga menemukan bahwa ada beberapa perwakilan baru yang mengaku mendapat mandat untuk menggantikan ketua tanfidznya yang berhalangan
Selanjutnya ia dan pihak penanggung jawab sekretariat akan menyetorkan satu kardus ID Card tersebut kepada Panitia Lokal Pesantren Tebuireng untuk selanjutnya akan diproses melalui hukum yang berlaku. (abror/fatih)
http://tebuireng.org/muktamar/diduga-ada-peserta-bayangan-di-sidang-pemilihan-ketum-pbnu/
Kalau benar seperti ini kenyataannya, saya sangat menyayangkan pengurus-pengurus NU, hal seperti ini seharusnya tidak terjadi dipengurusan NU. NU bukanlah partai politik, NU adalah Ormas Islam yang menjadi tempat berteduh semua Ummat Islam Ahlus Sunnah Wal Jama'ah yang ada di Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar